Beberapa pendaki sering merasa risih saat ingin BAB di gunung. Kondisi lingkungan yang terbuka, lokasi yang kumuh dan ancaman serangga bikin mereka takut. Perasaan khawatir dan was-was ini membuat pendaki mencari cara agar tidak BAB saat naik gunung. Ada yang mensiasatinya dengan menahan BAB, tidak banyak makan, hingga memilih waktu pendakian yang relatif cepat. Misal, pendakian dengan estimasi 2 hari 1 malam. Mau tahu lebih lanjut? Berikut ini 5 tips agar pendaki tidak bab di gunung yang kami kutip dari situs napaktilas.net.
1. Hindari makanan dan minuman yang bikin perut mules
Penyebab pertama kenapa pendaki BAB di gunung adalah karena pendaki salah makan. Jika kamu ingin menghindari BAB di gunung, kamu harus jeli dalam memilih makanan. Karena beberapa makanan yang memiliki rasa pedas & asam sangat mudah membuat perut mulas.
Kalau sudah begitu, bawaannya cuma pengen BAB terus-menerus. Bahkan ada yang sampai terkena diare. Jika kamu tidak ingin BAB di gunung, please, hindari makanan pedas & asam sebelum dan selama naik gunung.
Contoh makanan pedas:
- Nasi padang + sambel.
- Bakso + sambel.
- Mie instant level pedas.
- Boncabe.
- Seblak.
Makanan pedas dapat menimbulkan rasa mulas di dalam perut. Perut menjadi panas dan terjadi iritasi. Pada tahap awal kamu akan merasa ingin kencing terus-menerus. Pada tahap selanjutnya, saat panggilan alam itu datang, kamu akan merasa BAB tidak tertahankan. Sampai-sampai bisa mencret saat BAB. Nggak banget deh!
Contoh makanan asam:
- Jeruk yang asam.
- Tomat.
- Yogurt.
- Belimbing wuluh.
- Makanan hasil fermentasi.
- Asam jawa.
- Lemon.
Makanan asam sering menimbulkan overactive bladder (OAB) pada pendaki. Di mana, metabolisme tubuh pendaki tidak dapat mengontrol pembentukan urin di kandung kemih. Akibatnya, pendaki akan sering merasa buang air kecil. Itu baru tahap awal, kalau iritasi berlanjut ke lambung dan usus, perut kamu akan sakit dan mengalami kontraksi. Kontraksi yang berlebih dapat memicu BAB. Karena di dalam lambung dan usus terlalu banyak asam, biasanya pendaki akan BAB cair alias mencret. Jika kamu tidak ingin BAB di gunung, sebaiknya hindari makanan asam.
Minuman bersoda dan minuman berenergi juga dapat mempercepat BAB di gunung. Kita tahu bahwa minuman seperti Sprite, Fanta, Coca-Cola, Taps adalah hasil pemampatan gas di dalam cairan. Dengan begitu, orang yang meminumnya akan merasakan sensasi rasa unik di tenggorokannya. Tapi, untuk pendaki yang tidak mau BAB di gunung minuman bersoda adalah petaka. Gas CO2 dan cairan karbonat dari dalam minuman bersoda akan memproduksi banyak gas di dalam perut. Otomatis kondisi ini membuat perut kembung. Banyaknya udara di dalam perut akan menyebabkan kontraksi saat pendaki bergerak selama pendakian. Kondisi inilah yang bikin perut teraduk-aduk tidak karuan. Sampai akhirnya, pingin BAB.
Pada kasus minuman berenergi, awalnya pendaki akan merasa segar dan kuat. Akan tetapi, apabila terlalu banyak minum, usus besar akan mengalami masalah. Hingga akhirnya, memicu BAB.
Solusinya gimana? Supaya tidak bab di gunung, sebaiknya pendaki tidak minum minuman bersoda dan minuman berenergi sebelum dan selama pendakian.
2. Makan dan minum seperlunya, jangan berlebihan
Penyebab selanjutnya kenapa pendaki BAB di gunung adalah karena terlalu banyak makan dan minum. Ini sudah kodrat alam, di mana, semakin banyak makan, semakin berat kerja lambung dan usus. Akibatnya, jika terjadi panggilan alam untuk BAB, rasa tersebut tidak tertahankan.
Tips agar tidak bab saat di gunung yang akan kami bagikan adalah makan dan minum seperlunya saja. Makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Minumlah sedikit demi sedikit, cukupkan untuk melepas dahaga dan kering tenggorokan.
Sederhana ya tipsnya? Tapi, kami telah membuktikannya sendiri. It’s work! Untuk pendakian 2 hari 1 malam, pendaki bisa menahan BAB sampai di basecamp atau di rumah. Hal ini karena beban di lambung dan usus kecil. Jadi, kamu dapat menahan rasa ingin BAB dengan mengencangkan otot anus dan menahannya selama 10-15 detik.
3. Jangan istirahat dalam posisi jongkok
Pernahkah kamu beristirahat dalam posisi jongkok saat pendakian? Bagi beberapa pendaki, mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Tapi, bagi pendaki yang tidak mau BAB di gunung, itu hal fatal. Kenapa? Karena posisi jongkok membuat otot di sekitar anus melemah. Kontraksi dari otot perut ke area usus besar kuat. Akibatnya, terjadi dorongan peristaltik pada kotoran yang menumpuk di usus besar. Jika kamu melakukan posisi jongkok terus menerus, cepat atau lambat kamu akan merasa ingin BAB. Terlebih bila sebelum pendakian kamu makan dalam porsi besar. Pasti deh langsung dapat panggilan alam untuk menuntaskan BAB.
Dengan begitu, tips agar tidak bab di gunung selanjutnya adalah jangan beristirahat dalam posisi yang memicu BAB. Misalnya, posisi jongkok, posisi duduk dengan kaki ditekuk. Big no! Jangan-jangan. Sebagai gantinya, kamu dapat beristirahat sambil berdiri, senderan ke pohon atau tiang, duduk dengan kaki diluruskan dan tiduran. Cari posisi di mana otot anus dalam kondisi mengencang rapat.
4. Rileks, tenang dan fokuskan pikiran pada pendakian
Pikiran memegang peranan penting dalam BAB. Apabila kamu takut BAB di gunung, kamu akan merasakan rasa ingin BAB lebih awal. Kenapa begitu? Karena rasa gelisah, cemas dan tidak tenang membuat saraf tubuh menjadi tegang. Terjadi kontraksi di mana-mana. Ini tidak baik. Sinyal kontraksi ini membuat metabolisme tubuh tidak seimbang. Mendadak pendaki berkeringat dingin tanpa sebab, tidak mau makan dan minum, hingga over protections.
Itu bukan solusi. Kondisi cemas, tegang dan gelisah hanya akan mempercepat kedatangan rasa ingin BAB. Dan itu sungguh sangat menyiksa. Tips agar tidak BAB saat naik gunung berikutnya adalah fokus saja untuk menikmati pengalaman mendakimu. Rileks, tenangkan pikiran dan bersenang-senanglah. Jika tips 1-3 sudah kamu terapkan dengan baik, semua akan terkendali. Percayalah! Sudah rileks? Okay, yuk lanjut.
5. Pelajari ilmu menahan BAB
“Kak, saya sudah menerapkan tips 1-4, tapi tetep kalau di gunung BAB mulu, ada tips lain?”. Ada, kalau sudah nggak bisa mencegah BAB, kamu perlu belajar menahan BAB. Proses terjadinya BAB itu melibatkan 3 hal:
- Pertama, kontraksi otot perut & usus.
- Kedua, pembukaan otot anus.
- Ketiga, kepadatan kotoran di dalam usus besar.
Pada tips 1-4, kami sebisa mungkin mencegah terjadinya ketiga hal tersebut. Tapi, ya beberapa orang tetap, tidak disiplin dan tetap nggak kuasa menahan BAB. Maka dari itu, pelajari ilmu menahan BAB.
a. Pengalihan perhatian
Pendaki yang sehat pasti memiliki siklus BAB yang teratur. Misal, BAB di pagi hari pukul 06.15 atau siang pukul 15.10 atau malam hari pukul 17.30. Tandai kebiasaanmu tersebut. Setelah itu, saat di gunung, ketika memasuki siklus BAB lalukan pengalihan perhatian.
- Mengantongi batu besar.
- Mengikat jempol kaki.
- Bersendau gurau bersama teman-teman.
- Tidur.
- Menikmati pemandangan alam yang indah.
Intinya, cari kesibukan yang dapat mengalihkan perhatianmu. Sampai jadwal BAB harianmu terlewati.
b. Mengencangkan otot anus
Mengencangkan otot anus? Emang bisa? Bisa? Saat kamu BAB kamu dapat memanipulasi otot anus untuk mendorong dan menahan kotoran yang keluar. Nah, sekarang kamu hanya perlu melatihnya secara sadar.
Ambil posisi duduk atau tidur, kemudian kencangkan otot anus bagian bawah. Tahan selama 10-15 detik. Akan ada sensasi panas di bagian anus. Tidak masalah, itu reaksi normal. Lakukan latihan ini selama beberapa hari, sampai kamu dapat mengontrolnya secara sadar dalam berbagai posisi. Misal, posisi duduk, senderan, berdiri, tiduran. Dengan menguasai teknik ini, kamu dapat menahan BAB sampai turun gunung.
c. Minum norit
Tips untuk menahan BAB terakhir adalah minum Norit. Norit adalah tablet karbon aktif yang dapat kamu beli di apotik. Obat ini berfungsi untuk menyerap racun, menghilangkan gas di lambung dan memadatkan kotoran. Ambil 5-6 tablet Norit dan minumlah. Tunggu reaksinya selama 10-15 menit. Seketika frekuensi BABmu akan berkurang. Ini adalah obat ajaib untuk menahan BAB saat camping atau pendakian dengan durasi pendek, 2-3 hari.
Tapi, ada satu hal yang harus kamu ingat, setelah sampai rumah kamu wajib makan makanan berserat dan banyak minum. Biar siklus BABmu kembali normal.
Okay itu saja, 5 tips agar pendaki tidak BAB saat di gunung. Kamu dapat mengkombinasikan beberapa tips menjadi satu dan pilih teknik favorit kamu. Kalau ada pertanyaan, silakan tinggalkan melalui kolom komentar di bawah.
No Responses Yet